Bantul, 10 September 2025 – Konferensi pers ajang pemilihan Dimas Diajeng Bantul 2025 digelar di Omah Cepit, Sewon, Bantul. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Budi Sarjono, serta panitia dan perwakilan peserta. Konferensi ini diadakan menjelang malam Grand Final yang akan diselenggarakan pada Kamis, 11 September 2025 pukul 18.00 WIB di Pendopo Parasamya, Komplek Kantor Bupati Bantul.
Ketua panitia penyelenggara, Dimas Rasyad, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan Dimas Diajeng Bantul tahun ini telah dimulai sejak masa pendaftaran, dilanjutkan dengan proses seleksi, dan kini memasuki masa karantina.
“Selama masa karantina, para finalis mengikuti berbagai kegiatan, seperti konferensi pers, pelatihan tari, hingga latihan gladi kotor yang nantinya juga akan digelar di Pendopo Parasamya,” ujar Dimas Rasyad.
Tahun ini, Grand Final Dimas Diajeng Bantul 2025 mengusung tema *“Setya ing Budi, Wicaksono ing Bumi, lan Gumregah ing Projotamansari.”* Tema ini mengandung makna mendalam:
“Setya ing Budi” berarti kesetiaan dalam hati dan pikiran untuk menjunjung nilai luhur, budaya, serta karakter masyarakat Bantul.
“Wicaksono ing Bumi” bermakna kebijaksanaan dalam mengelola tanah, alam, dan sumber daya demi keberlanjutan.
“Gumregah ing Projotamansari” melambangkan semangat generasi muda untuk bangkit dan berkarya di Bumi Projotamansari, julukan khas Kabupaten Bantul.
Dalam keterangannya, Budi Sarjono menjelaskan bahwa sebanyak 74 peserta mendaftar dalam ajang ini. Setelah melalui proses seleksi, kini tersisa 30 finalis yang akan berkompetisi di malam Grand Final.
“Nantinya akan dipilih delapan pasang finalis, terdiri dari lima pasang sebagai pemenang utama dan tiga pasang lainnya sebagai peraih gelar atribut,” jelas Budi Sarjono.

Dimas Rasyad menambahkan bahwa dewan juri Grand Final tahun ini terdiri dari berbagai tokoh kompeten dan juri terhormat, antara lain Wakil Bupati Bantul, Ibu Bupati, Kepala Dinas Pariwisata, serta tokoh-tokoh profesional seperti Marta Sasongko, Arif Nurcahyo, Ike, dan Mami Uni. Penilaian akan mencakup aspek kepribadian, kemampuan komunikasi publik, wawasan kebudayaan, psikologi, serta bakat seni yang dapat dikolaborasikan dengan promosi pariwisata.
Sementara itu, pemilik Omah Cepit, Yudi Agus Pratomo, yang juga menjadi tuan rumah tempat karantina para finalis, berharap acara Grand Final dapat berjalan lancar dan para finalis mampu menunjukkan performa terbaik mereka di malam puncak.